Minggu, 18 Januari 2009

MIMPI DI BORNEO (Kumpulan Cerpen Mahasiswa STAIN Pontianak)

Mimpi di Borneo

Borneo
Tanah dengan sejuta harapan
Bermimpilah di sana dengan mimpi-mimpi indah

Jejaklah kakimu di sana
Tancapkan dengan kuat
Melangkahlah dengan tangkas
Gapailah impianmu


Oleh: Yusriadi

Mimpi di Borneo. Itulah buku berisi 11 cerita yang ditulis oleh sepuluh mahasiswa yang mengikuti kelas Feature, Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Jurusan Dakwah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak, plus seorang dosen pengampu matakuliah tersebut.
Buku ini diterbitkan oleh STAIN Pontianak Press tahun 2009, dengan editor Ambaryani dan Marisa Syakirin.




Sebelas bagian itu adalah:
Pada bagian pertama, cerpen tulisan Herianto berjudul “Perjuangan Seorang Ayah”. Tulisan ini mengisahkan bagaimana beratnya perjuangan ayah membesarkan anaknya, seorang diri setelah istrinya tiada. Kisah ayah yang bertanggung jawab. Tanggung jawab ini dibawanya hingga ajal menjemput.
Bagian kedua berjudul “Wonder Women Class” karya Hardianti. Isinya, tentang sekelompok mahasiswa perempuan menghadapi godaan dan tantangan. Ada isu perkuliahan. Ada juga isu asmara.
Bagian ketiga berjudul “Kenangan di Batu Ampar” tulisan Ira Humairah. Tulisan berisi pengalaman penulis ketika mengikuti kegiatan Masa Bhakti Mahasiswa angkatan tahun 2008 di Batu Ampar. Batu Ampar, nama tempat di kabupaten Kubu Raya. Letaknya di selatan Pontianak.
Bagian keempat berjudul “Selamat Berjuang Ksatriaku” tulisan Erni Purwanti. Tulisan ini bercerita tentang percintaan aktivis muda Islam. Cinta memberi warna dalam gerakan mereka.
Bagian kelima berjudul “Liburan Kami Kali Itu” tulisan Linda Puji Rahayu. Tulisan ini bercerita tentang perjalanan penulis ke Mempawah, ibukota kabupaten Pontianak. Penulis menggambarkan lika-liku perjalanan, dan hiruk pikuk suasana. Ada bumbu lucu dan ceria, khas anak muda.
Bagian keenam berjudul “Semua Demi Orang Tua”, tulisan Badliana. Tulisan ini berkisah tentang seorang anak yang berbakti pada orang tua.
Bagian ketujuh berjudul “Ta’aruf” tulisan Marisa Syakirin. Tulisan ini bercerita tentang cinta seorang gadis yang pernah mengalami patah hati. Tulisan ini menggambarkan kepasrahan seorang anak manusia setelah mendapat cobaan yang berat dalam kehidupannya.
Bagian kedelapan berjudul “Kado Terakhir” tulisan Ambaryani. Penulis menceritakan perjalanan hidup seorang mahasiswa yang menderita penyakit jantung. Penyakit ini diketahui setelah dia dikerjain oleh teman-temannya. Penyakit itu pula yang membawa pergi meninggalkan dunia fana ini.
Bagian kesembilan “Maafkan Aku” tulisan Erika Sulistia Mayda. Kisah ini berkisar seputar kehidupan di pondok pesantren, dengan berbagai warna. Konflik hidup bersama dirangkai menjadi jalinan cerita yang menarik pada bagian ini.
Bagian kesepuluh “Mimpi di Borneo” tulisan Septian Utut. Kisah ini bercerita seputar perpindahan seorang anak dari Jawa ke Pontianak. Ada mimpi indah. Ada tekanan psikologis. Ada proses adaptasi. Tidak mudah. Namun, di balik kesulitan itu ada kebahagian yang menjumput. Anak yang terpisah dari ayah bisa berkumpul lagi. Hati yang terpisah oleh mimpi bisa menyatu dalam realiti.
Bagian kesebelas “Pilihanku” oleh Yusriadi. Bagian ini mengisahkan perjalanan hati seorang mahasiswi yang kemudian memilih temannya sendiri sebagai tambatan. Tidak instant. Tidak serta merta. Prosesnya panjang. Walaupun begitu alurnya mengalir dengan lembut dan apik. Tidak neko-neko. Tidak melanggar etika dan moral.




1 komentar:

dian mengatakan...

Pak,,,saya pesan satu ya bukunya,,,hehehe,,,jangan dihabiskan pak,,,ceritanya bagus-bagus...sebagian sih sudah pernah dibaca,,,