Selasa, 28 Desember 2010

P3M Gelar Bedah Buku Tokoh Pendidikan Islam di Kalbar; Club Menulis Launching Buku Perdana

Oleh: Mahmud Alfikri

Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pontianak menggelar bedah buku berjudul “Tokoh Pendidikan Islam di Kalimantan Barat” di UPT STAIN Pontianak pagi ini.
Bedah buku ini akan dibuka oleh Pembantu Ketua I STAIN Pontianak H. Rustam, M.Pd mewakili Ketua STAIN Pontianak Dr. Hamka Siregar, dirangkai dengan kegiatan mahasiswa STAIN Pontianak dan kegiatan Pusat Studi Wanita STAIN Pontianak.
Kepala P3M STAIN Pontianak, Yapandi Ramli, M.Pd., dalam releasenya Senin (20/12) kemarin, kegiatan bedah buku dimulai dengan presentasi editor buku Yusriadi, yang akan memaparkan proses editing buku dan gambaran isi secara umum.
Kemudian dilanjutkan dengan presentasi para penulis buku. Penulis buku itu berjumlah 20 orang, mereka adalah mahasiswa STAIN Pontianak yang bergabung dalam Club Menulis STAIN.
“Setelah presentasi itu dilanjutkan dengan komentar dua orang pembedah buku, yaitu H. Nur Iskandar, SP, jurnalis yang menulis profil imam Masjid Mujahidin Pontianak dan profil mantan anggota DPR-RI, Fanshurullah Asa; dan komentar pemerhati sejarah dan dosen luar biasa STAIN Pontianak, Drs. H. Soedarto,” katanya.
Sesi ini akan dipandu oleh Dr. Hermansyah, Direktur STAIN Pontianak Press, yaitu lembaga yang menerbitkan buku tersebut. Hermansyah juga adalah Pembantu Ketua III STAIN Pontianak.
Menurutnya, penyelenggara telah mengundang mahasiswa dan dosen STAIN Pontianak, serta pelajar dari berbagai sekolah di kota Pontianak dan peneliti dari Balai Bahasa Pontianak.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Club Menulis STAIN Pontianak melakukan launching buku terbitan perdana hasil karya tulis anggota Club Menulis. “Ada 5 buku anggota Club Menulis yang dilaunching pagi ini,” kata Hermansyah, Puket III STAIN Pontianak yang menaungi Club Menulis STAIN Pontianak.
Selain launching, Puket III juga akan mengumumkan mahasiswa terbaik dari club-club binaan Puket III, yaitu Club Menulis, Klub Al-Quran, Klub Bahasa Inggris dan Klub Bahasa Arab. Mahasiswa terbaik akan mendapat “Anugrah Karya 2010”.
Pagi ini Puket III juga akan menyerahkan hadiah kepada pemenang lomba pada Pameran Majalah Gantung Club Menulis STAIN Pontianak, dan juara Majalah Gantung Favorit Pembaca.

Buku yang Dilaunching
Buku 1 . Cinta Sekufu: Sambas – Jakarta. Editor Yusriadi (2010). Pontianak: STAIN Pontianak Press. Buku ini memuat 11 kumpulan cerpen yang bernuansa Islami, yang ditulis oleh 11 penulis. Tulisan itu adalah: Abu Ahmad Al-Asfari berjudul: Sang Penguasa Kantor; Siti Hanina, Sang Pemaaf; Rendyatno Umboro, Aku tak Mau Jadi Sumanto; Patmawati, Nyanyian Lirih Buruh Saumata; Juniawati, Tersesat; Erika Sulistia, Senyum yang Hilang; Marisa, Maaf yang Tak Terucap; A. Mutamakin, Menghapus Noda; Mahmud Al-Fikri, Sentuhan Lembut di Hati; Yusriadi, Cinta Sekufu: Sambas – Jakarta; Atalia, Sisa Kenangan.
Buku 2. Tokoh Pendidikan Islam di Kalimantan Barat. Editor: Yusriadi (2010). Pontianak: STAIN Pontianak Press
Buku ini memuat profil 20 dosen STAIN Pontianak yang ditulis oleh 20 anggota Club Menulis STAIN Pontianak. Mereka adalah: Abd Rachman Abror, Guru Semua Orang, yang ditulis Nur Azizah; Haitami Salim, Popularitasnya Seantero Wilayah, ditulis oleh Kiki Supardi; Dwi Surya Atmaja , Mutiara Terpendam yang Terlupakan ditulis oleh Marisa; Hamka Siregar, Menuju Puncak ditulis oleh Sahirul Hakim; Hermansyah, Selalu Haus Ilmu ditulis oleh Mahmud Alfikri ; Rustam, Pak ‘Berat’ yang Disiplin ditulis oleh Kurnia Jumiati; Marsih Muhammad, Ada masalah? Cuek aja! ditulis oleh Farninda Aditya; Yusdiana, Setiap Usaha Pasti Ada Hasilnya ditulis oleh Lusi Fontiani; Yapandi Ramli, Dari Pembantu Biasa Hingga Pembantu Ketua ditulis oleh Rasmawati; M. Syaifullah, Dosen yang Romantis ditulis oleh Mery Supriadi.
Nelly Mujahidah, Berjuang untuk Sukses ditulis oleh Siti Hanina; Edi Kurnanto, Selalu Berusaha untuk Menulis ditulis oleh Erika Sulistia; Patmawati, Sosok Tegar dan Disiplin ditulis oleh Hiliyah; Harjani Hefni, Penasehat Segala Bidang ditulis oleh Nur Rabiyah; Zaenuddin, Dari Tengah Hutan Menuju Pusat Dunia ditulis oleh Romiyati;
Zulkifli, Minder Mengantarkannya pada Keberhasilan oleh Rita Sri Erviani; Rahmat, Nilai di Balik ‘Kesaklekan’ oleh Maisuri; Ita Nurcholifah, Pribadi yang Mengagumkan ditulis oleh Binti Suyanti; Yulia, Merantau Demi Ilmu ditulis oleh Mely Diana; Fitri Kusumayanti, Dosen Sosiologi yang Hobi Nyanyi ditulis oleh Hikmah.
Kisah kehidupan para tokoh sejak mereka kecil hingga sekarang ini, disajikan oleh para penulis dengan gaya bercerita, sehingga lebih mudah dicerna. Cita-cita dan harapan, serta perjuangan dan pertualangan mereka ditampilkan agar dapat memberikan inspirasi bagi orang yang membaca. Penulisan ini juga diharapkan menjadi dokumentasi perjalanan hidup seorang anak manusia.
Buku 3. Untuk Satu Mimpi. Editor Hardianti. (2010). Pontianak: STAIN Pontianak Press. Buku ini berisi kumpulan 12 cerpen yang dibuat oleh anggota Club Menulis STAIN Pontianak. 12 cerpen itu adalah: Jalan Menuju Sekolah (Farninda Aditya); Surat Terakhir untuk Kak Mi (Romi Yati); Impian Sang Fajar (Siti Khadijah); Wisuda Terakhir (Erika Sulistia); Kudapatkan Cita-citaku (Nur Rabiah); Mengejar Mimpi (Maisuri); Kegagalan yang Mendewasakan (Nur Azizah); Mukena untuk Emak (Hardianti); Memulai Perjalanan Baru (Lina Herliyanti); Jawara (Ambaryani); Petromarks di Kampung Canggih (Lusi Fontiani); Gara-gara Surat Gombal (Holi Hamidin).
Buku 4. Kisah Pelarian 97. Editor: Yusriadi & Ambaryani. Pontianak: STAIN Pontianak Press. Buku ini ditulis oleh 9 penulis anggota Club Menulis STAIN Pontianak. Siti Hanina, Kisah Pelarian 97. Mely Diana, Pelarian ke Rumah Kakek – Sisi Lain Kerusuhan Etnis 1997. Hiliyah, Ketika Peluru Berdesing. Erika Sulistia, Amukan Pendukung Caleg. A. Mutamakin, Jago Merah di Terminal Nipah Kuning. Sy. Sahara, Tanjung Satai Membawa. Hikmah, Puting Beliung di Tanggul Limbung. Nety Diana, Peristiwa Keramat Batu Klebut, Sepauk. Kurnia Jumiati, Tragedi Kamis Beruntun.
Cerita-cerita dalam buku ini merupakan kisah pengalaman masing-masing penulis. Mereka menceritakan bagaimana mereka, dan orang di sekitar mereka ketika peristiwa itu terjadi. Meskipun cerita-cerita ini berisi ketegangan dan ketakutan, namun pembaca pasti tidak selamanya diliputi ketegangan karena para penulis menyisipkan sisi homur di balik peristiwa-peristiwa tersebut.
Buku 5. Bugis Perantauan, Kisah Perjalanan Anggota Club Menulis di Parit Banjar. Editor Yusriadi. 2010. Pontianak: STAIN Pontianak Press.
Buku ini berisi kisah perjalanan anggota Club Menulis yang mengikuti kegiatan Riset Wisata, Malay Corner (MC) ke Dusun Parit Banjar atau Dusun Melati, Kalimas, Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya.
Ketika kembali dari lokasi, setiap anggota Club Menulis membuat catatannya masing-masing. Pertama, tulisan A. Mutamakin berjudul Mengukir Sejarah Seharum Melati, Sedalam Parit Banjar. Ke dua,tulisan Nur Rabiyah berjudul Riset Awal yang Menyenangkan. Ke tiga, tulisan Mahmud Alfikri berjudul Belajar dari Parit Banjar. Ke empat, tulisan Rendyatno U berjudul Guru Kehidupan di Dusun Melati. Ke lima, tulisan Ambaryani berjudul Mengumpulkan Serpihan Keabadian.
Tulisan ke enam, oleh Farninda Aditya berjudul Bekennya Parit Banjar. Ke tujuh, tulisan tulisan Siti Hanina berjudul Berbeda dari yang Lain. Ke delapan, tulisan Romi Yati Bintun Nahl berjudul Inilah Pengalaman Pertamaku. Ke sembilan tulisan Erika Sulistia Maida Ningsih berjudul Tim Belajar ke Parit Banjar. Ke sepuluh tulisan Marisa berjudul Kehangatan di Parit Banjar; dan tulisan ke sebelas oleh Nur Azizah berjudul Perjalanan yang Berkah.
Buku 6. Jejak Bugis di Tanah Borneo. Editor Yusriadi (2010). Pontianak: STAIN Pontianak: Press. Buku ini berisi 13 tulisan yang menggambarkan situasi perjalanan dan apa yang diamati peserta di Parit Banjar atau Dusun Melati, Kalimas, Kecamatan Sungai Kakap, Kubu Raya.
Tiga belas tulisan itu adalah: Pertama, tulisan Ibrahim berjudul Kisah Mengesankan di Kampung Melati. Ke dua, tulisan Yusriadi berjudul Mencari Identitas Bugis di Parit Banjar. Ke tiga, tulisan Ismail Ruslan berjudul Budaya "Keleleng" di Dusun Melati. Ke empat, tulisan Cucu Nurjamilah berjudul Kehidupan Masyarakat di Parit Banjar. Ke lima, tulisan Fitri Kusumayanti berjudul Berjuang untuk Hidup. Ke enam, tulisan Amalia Irfani berjudul Pengalaman yang Mengesankan.
Tulisan ke tujuh karya Dedy Ari Asfar berjudul Orang Bugis di Tanah Melayu. Ke delapan tulisan Hizbul Maududi berjudul Kelapa Naga di Parit Banjar. Ke sembilan, karya Martina berjudul Orang Bugis di Parit Banjar. Ke sepuluh, tulisan Nindwi Hafsari berjudul Semalam di Parit Banjar. Ke sebelas, tulisan Fitriani berjudul Parit Banjar, Bugis Kalolah dan Sistem Sapaan. Ke dua belas, tulisan Mardian Sagiant berjudul Bahasa Ibu; Bahasa Bugis dalam Nafas Eksistensinya di Dusun Melati. Ke tiga belas, tulisan Riani Kasih berjudul Menulis Kebudayaan Parit Banjar, Menulis Kebersamaan. (*)

Baca Selengkapnya...