Sabtu, 02 April 2011

Inspirasi dari Borneo

Oleh: Farninda Aditya

Sabtu (22/01/11), di club menulis. Pertemuan kali ini, pembahasanya sama dengan minggu sebelumnya. Menulis resensi buku. Salah satu cara mudah untuk meresensi ialah membaca pengantar penulis. Karena, kita akan mendapat informasi, mengenai tujuan penulisan, kelebihan, jenis tulisan atau kekuranganya. Tapi perlu diingat. Hal ini bukan berarti kita mengambil isi pengantar sebagai tulisan dalam resensi.
Setiap orang membaca pengantar buku yang telah dipilihnya. Saya membaca buku, Inspirasi dari Borneo. Buku terbitan STAIN Press, yang berisi tulisan dari rubrik Suara Enggang di harian Borneo Tribune karya Yusriadi.
Benar, saya mendapatkan tujuan dari penerbitan buku, melalui kata pengantar itu. Buku ini memang kisah nyata, yang dialami oleh penulis. Kisah-kisah yang berasal lingkungan sekitar. Namun, kisah ini menyajikan gagasan-gagasan yang memberi inspirasi. Si penulis juga mendapat inspirasi menulis dari kisah yang dialaminya. Penulis bilang, gagasan yang ia dapati tak perlu disimpan sendiri, baik untuk dibagikan. Ingin yang lainnya ikut terispirasi.
“Ada banyak gagasan yang ingin disampaikan. Ada banyak pembelajaran yang dipesankan. Dan, ada banyak impian yang diidam-idamkan. Makanya, gagasan, pembelajaran dan impian tak boleh disimpan sendiri. Harus dibagikan dan dikongsi kepada orang lain,” begitu kata pengantar penulis.
Buku itu, terbagi menjadi beberapa bagian. Bagian pertama adalah Inspirasi dari Kampung. Inspirasi dari kampung, terbagi lagi dalam beberapa kisah. Seingat saya ada inspirasi yang berasal dari Sanggau Permai dan belajar dari orang Teluk Bakung.
Bagian kedua, Inspirasi dari Kota. Kisah yang berasal dari kota. Ada, Kampanye Menulis di SDN 20 Pontianak. Salah satu SD yang terkenal dengan kebersihanya di Kota Pontianak. Sekolah ini mendapat penghargaan dari bapak presiden SBY, karena berhasil menjaga kebersihan di lingkungan sekolahnya.
Bagian ketiga, ialah Inspirasi dari Masyarakat. Ya, memang banyak kisah-kisah menarik dari masyarakat kita. Terutama perpektif mereka. Misalnya; Kisah batu dalam celana. Salah satu cara, yang dipercayai masyarakat Pontianak sebagai penahan atau menunda si pengguna batu dalam celana untuk buang air.
Bagian ke empat, Inspirasi dari Kata. Katanya, bagian dari inspirasi ini ingin menunjukan bahwa ada kata dan rangkaian kata yang digunakan orang memiliki implikasi. Misalnya saja Kondom. Secara umum, dijual di apotik atau toko obat. Tapi, kondom yang dikisahkan. Kondom yang dijual di conter HP. Sederhana saja kisah-kisah yang dipaparkan oleh, penulis. Tapi, kisah sederhana itu berhasil mengundang inspirasi. Saya berani, berkata ini. Karena saya sudah mendapatkan inspirasi dari tulisan tersebut. Si penulis, berhasil. Berhasil menyentak inspirasi saya untuk keluar.
Inspirasi ini sebenarnya sama saja seperti jenis tulisan yang telah dibuat oleh penulis. Saya terinspirasi untuk membuat tulisan yang kisahnya sederhana. Tapi, memberi makna. Jika saya berhasil membuat tulisan seperti itu, saya juga ingin membukukannya. Wow, inspirasi saya keren juga ya?. Pontianak, 22.01.11. SKKP.

0 komentar: