Senin, 30 Januari 2012

Guru Boleh Protes?

Oleh: Yusriadi
Hari itu saya berdiskusi dengan sejumlah orang. Bolehkah guru melakukan demo karena tidak dibayar tunjangannya? Sejumlah orang mengatakan boleh. Guru boleh demo menuntut haknya.
Lalu, saya bertanya pada mereka. Kalau guru demo, bagaimana anak-anak di sekolah belajar? Atau, kalau kemudian tuntutan yang diajukan guru tidak dipenuhi, bagaimana? Apakah guru akan mogok mengajar? Kalau guru mogok mengajar bagaimana dengan murid-murid mereka?


Apakah yang ada dalam pikiran guru jika anak-anak tidak bisa belajar karena mereka tidak mengajar? Apakah guru akan prihatin? Apakah mereka memiliki tanggung jawab moral terhadap pendidikan siswa?
Pertanyaan lanjutan ini tidak bisa dijawab spontan oleh peserta diskusi. Mengapa? Karena saya kira mereka menemukan hakikat bahwa sebenarnya guru tidak boleh demo karena menuntut tunjangan. Guru tidak boleh mogok mengajar karena tunjangan tersendat.
Jika guru demo karena tunjangan, jika guru mengancam mogok mengajar karena tunjangan (gaji) atau malah mogok benaran, maka sebenarnya mereka bukan lagi guru. Mereka bukan lagi seorang pendidik.
Guru yang demo dan guru yang mogok karena tunjangan, karena uang, sebenarnya mereka adalah buruh. Mereka adalah pekerja. Orang yang melakukan sesuatu agar mendapat imbalan materi. Orang yang bekerja karena mengharapkan materi.
Guru sebenarnya tidak begitu. Guru adalah pekerjaan untuk pengabdian. Panggilan batin. Seseorang yang menjadi guru seharusnya bukan orang yang mengejar materi.
Orang yang mengejar materi menjadi guru sebaiknya tidak menjadi guru. Malah, saya sempat bercanda, jika saya kepala dinas, atau orang yang menentukan nasib guru, maka guru seperti itu akan saya pensiunkan. Saya akan katakan pada mereka, lebih baik berhenti menjadi guru dan berdagang. Lebih baik bekerja di sektor perkebunan atau tambang. Uangnya pasti banyak!
Tidak boleh nasib anak-anak diserahkan kepada guru yang bermental materialistis. Anak-anak hanya boleh diserahkan kepada orang yang bermental guru.
Seorang peserta diskusi membantah.
“Tapi, guru ‘kan perlu materi agar bisa hidup”.
Benar. Guru adalah manusia yang juga perlu materi untuk kehidupan. Tetapi saya percaya bahwa guru yang mendidik dengan benar, guru yang menjalankan amanatnya sebagai pendidik, tidak pernah akan kesulitan soal makanan.
Orang tua murid pasti akan menilai. Orang tua murid pasti akan prihatin dan menyampaikan terima kasih. Orang tua murid yang tidak bisa menghargai pengabdian guru adalah orang tua murid yang ‘kebangetan’.
Saya kira pemerintah juga akan begitu. Pemerintah pasti akan berterima kasih pada orang yang telah mengabdikan diri untuk pendidikan anak bangsa. Pemerintah pasti merasa berkewajiban untuk membalas pengabdian yang sudah diberikan guru. Bagaimana menurut anda?

0 komentar: