Selasa, 03 April 2012

Trauma Kerusuhan di Kalbar

Oleh: Yusriadi
Kamis (15/3/2012) kemarin, ketegangan dirasakan orang Kalbar. Gerakan dan aksi massa jalan di kota Pontianak telah menimbulkan kekhawatir dan rasa cemas. Ditambah lagi dengan isu yang bermacam-macam, yang menyeramkan, yang muncul setelah aksi itu dilakukan.
Sebagian besar itu berkembang melalui pesan singkat (SMS), sebagian lagi melalui jejak di dinding facebook dan twitter.

Teman saya bilang informasi itu telah membuat dia seram. Informasi itu juga telah membuat keluarga mereka di mana-mana menjadi takut. Trauma kerusuhan dahulu lantas membayang kembali. Kerusuhan, kebakaran, kematian, menjadi bayang-bayang yang mengkhawatirkan.
Orang yang normal rasanya pasti tidak ingin rusuh. Tidak ingin ribut. Tak ingin juga berkelahi. Semua orang ingin damai. Hidup bisa normal dan berjalan lancar.
Sudah tentu apa yang terjadi di Pontianak dalam sehari dua itu tidak diinginkan orang. Orang tak ingin melihat massa bergerak dengan senjata. Orang tak ingin melihat massa marah. Orang tak ingin melihat ada darah tumpah. Pokoknya, jangan ada kemarahan dan jangan membuat siapapun marah.
Semoga ketegangan cepat mereda. Agar rasa aman datang seperti sedia kala.
Karena itu kita memberikan apresiasi terhadap pihak keamanan yang memfasilitasi pertemuan tokoh dari berbagai elemen agar duduk bersama dan bicara bersama membicarakan bagaimana memelihara situasi kondusif. Pihak keamanan mengeluarkan imbauan. Melalui media cetak dan elektronik. Melalui pengumuman langsung dan “face to face”.
Tetapi, selain itu, seperti yang banyak disuarakan, akar persoalan juga harus ditangani. Jadi bukan saja memadamkan api yang sudah menyala, aparat keamanan harus mengamankan sumber yang mendatangkan api, sehingga dengan demikian api itu tidak akan menyebabkan kebakaran lagi di lain waktu. Pihak keamanan sudah diberitahu sumbernya.
Semoga saja usaha ini berhasil. Berhasil dengan baik dan riak-riak yang muncul bisa tenang kembali. Titik-titik kemarahan bisa mereda. Senyampang dengan itu, mudah-mudahan ada langkah yang nyata yang bisa diambil agar permusuhan yang sempat terumbar bisa ditangani, kekecewaan yang sempat diungkapkan bisa diobati. Mari damai dan hidup berdampingan dengan tenang. Mari rawat situasi Kalbar yang kita cintai ini.

0 komentar: