Minggu, 19 Februari 2012

Penelitian Ulama di Kalbar

Oleh: Yusriadi

Kemarin, saya menerima kedatangan dua orang peneliti dari Litbang Departemen Agama yang ada di Semarang. Mereka datang ingin mendapatkan informasi tentang karya ulama Kalbar dan tentang pemikiran mereka.
Mereka menjumpai saya karena sebelumnya mendapat cerita bahwa mungkin saya memiliki banyak informasi tentang ulama.

Sesungguhnya saya sempat tertegun mendengar pertanyaan mereka soal ulama Kalbar. Siapa yang layak disebut ulama di daerah ini? Siapa ulama Kalbar kontemporer? Apa karya mereka? Apakah mereka respon terhadap persoalan ummat? Mereka juga bertanya, siapakah ulama Kalbar di tahun 1970an? Siapakah ulama Kalbar pada masa awal kemerdekaan?
Siapa yang harus saya sebutkan namanya? Siapa tokoh Islam albar yang kharismatik –yang sangat dihargai dan suaranya didengar oleh ummat? Apakah pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalbar? Nahdlatul Ulama (NU) Kalbar? Apakah dosen STAIN Pontianak? Siapa ulama Kalbar masa lalu yang bisa saya sebutkan?
Lalu, soal karya, apakah karya tulis para ulama itu? Berapa orang ulama itu yang suka menulis? Berapa orang dari mereka yang memiliki buku? Berapa orang dari mereka yang menuangkan pemikiran dalam bentuk tertulis? Kalau mereka suka menulis, di mana sekarang tulisan itu? Siapa yang menyimpannya? Bagaimana mendapatkannya?
Saya juga bingung menjawab pertanyaan soal respon ulama terhadap persoalan aktual Kalbar. Apakah mereka memberikan komentar dan fatwa tertentu terhadap persoalan aktual masyarakat? Di mana saya membuktikan respon mereka memang seperti yang saya sebutkan?
Saya lebih banyak menjawab tidak tahu. Namun, kasihan mereka. Mereka sudah datang jauh-jauh dari Semarang ke tempat saya tidak mendapatkan apa-apa. Mereka sudah berharap mendapatkan data-data namun data yang diperoleh tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Lebih dari itu, saya tergugah oleh pertanyaan mereka. Pertanyaan mereka membangkitkan memori saya bahwa ada banyak pekerjaan penelitian yang harus dilakukan. Saya, teman-teman di Kalbar yang peduli soal dokumentasi data harus berusaha lebih keras lagi untuk mengcover semua hal itu.
Selain itu, tentu saja menurut saya mereka yang disebut para ulama dituntut untuk lebih banyak berkarya sehingga pada akhirnya ada warisan pemikiran untuk ummat di kemudian hari. Sehingga pada akhirnya tak susah-susah saya tunjukkan karya mereka pada orang yang ingin mengetahuinya.
Karena itulah, saat peneliti berpamit pulang mengucapkan terima kasih karena saya telah memberikan informasi, saya juga mengucapkan terima kasih karena pertanyaan-pertanyaan mereka telah memberikan inspirasi untuk pekerjaan besar ke depan.

0 komentar: